Hari Air Sedunia
Hari air sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret merupakan perayaan yang ditujukan sebagai usaha menarik dan menyadarkan masyarakat/publik akan penting nya air bersih dan usaha untuk peningkatan pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Awal mula peringatan Hari Air Sedunia (World Day for Water) di umumkan pada sidang umum PBB ke -47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.
Kampanye Hari Air sedunia di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara oelh bebrbagai golongan, aktifis, mahasiswa dan masyarakat umum. Contohnya di Surabaya, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya bersama mahasiswa program pertukaran dari beberapa negara melakukan aksi tanam mangrove du Wonoroejo, Surabaya pada Sabtu (21/3). Dikutip dari voaindonesia.com perserta program berasal dari Belanda, Myanmar, Vietnam, Pakistan, dan Maladewa.
Lain hal dengan di Bandung, bertepatan dengan Hari Air sedunia sejumlah akitivis lingkungan melakukan aksi penolakan wacana Perintah Provinsi Jabar yakni alih fungsi lahan pertanian di Rancaekek menjadi kawasa industri. Para aktivis menilai alih fungsi lahan sangat bertentangan dengan program Presiden Joko Widodo yakni swasembada pangan. "Wacana pemerintah mengailh fungsikan dan membeli lahan produktif pertanian yang terpapar limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) di Rancaekek merupakan langkah yang tidak tepat karena hanya akan mengalihkan dan menambah masalah," kata Ketua Aktivis Paguyuban Warga Peduli Lingkungan (Pawapeling) Bandung Raya, Adi Mulyadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (22/3/2015).
Setidaknya 1.200 hektare lahan padi di Rancaekek tercemar limbah industri tekstil. Diperkirakan kerugian akibat pencemaran air dan tanah ini mencapai Rp3,65 miliar per tahun. Sehingga para aktivis lingkungan sangat mengkhawatirkan lahan pertanian di Rancaekek semakin tercemar apabila dijadikan kawasan industri. (sumber ; jabar.metrotv.news.com)
Kampanye Hari Air sedunia di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara oelh bebrbagai golongan, aktifis, mahasiswa dan masyarakat umum. Contohnya di Surabaya, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya bersama mahasiswa program pertukaran dari beberapa negara melakukan aksi tanam mangrove du Wonoroejo, Surabaya pada Sabtu (21/3). Dikutip dari voaindonesia.com perserta program berasal dari Belanda, Myanmar, Vietnam, Pakistan, dan Maladewa.
Setidaknya 1.200 hektare lahan padi di Rancaekek tercemar limbah industri tekstil. Diperkirakan kerugian akibat pencemaran air dan tanah ini mencapai Rp3,65 miliar per tahun. Sehingga para aktivis lingkungan sangat mengkhawatirkan lahan pertanian di Rancaekek semakin tercemar apabila dijadikan kawasan industri. (sumber ; jabar.metrotv.news.com)
Foto: Peringatan Hari Air Sedunia di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat/ANT_Fahrul Jayadiputra(jabar.metrotv.news.com) |
Sementara di Jakarta, di CFD Bundaran HI digelar kampanye Hari Air Sedunia, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera), Moedijadi, mengatakan dampak krisis air mulai dirasakan Indonesia pada 2015. "Masyarakat di banyak tempat mulai kesulitan mendapatkan air. Saat air didapat, tidak jarang airnya tidak layak dikonsumsi," kata Moedijadi di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, 22 Maret 2015. Menurutnya krisis air yang dirasakan saat ini, adalah dampak dari krisis yang telah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Oleh karena itu dia mengatakan Kemen PU-Pera akan menggelar kampanye peduli air pada masyarakat.
Termasuk kampanye yang digelar di tengah acara mingguan car free day (CFD) di Bundaran HI, memanfaatkan momentum Hari Air Sedunia. "Penggunaan air harus lebih dihemat," ujarnya.
Comments
Post a Comment