Polusi Bising (Suara) dan Pengendaliannya

1. Pendahuluan

Bunyi yang memberikan kesenangan dan kenyamanan bagi yang mendengarnya disebut bunyi yang merdu. Tapi, bunyi yang memberikan rasa ketidaknyamanan dan menyebabkan gangguan mental disebut kebisingan.
Kebisingan diukur dalam satuan desibel. Rasio dari bunyi yang dihasilkan dan bunyi yang diterima oleh telinga ditandai dengan desibel.
polusi Suara (source:pixabay)

Sebagai contoh, jika rasio dua bunyi adalah 10 : 1 (101 : 1), maka akan disebut sebagai 10 desibel.  Jika rasionya adalah 100 : 1 (102 : 1), maka dikenal sebagai 20 desibel. Dan jika rasionya adalah 1000 : 1 (103 : 1), maka dikenal sebagai 30 desibel dan seterusnya.
Itu artinya, logaritma umum dari rasio intensitas bunyi dikalikan dengan 10 memberikan desibel yang dibutuhkan. Tingkat kebisingan harus berada diantara 40 sampai 60 desibel untuk kenyamanan pendengaran manusia.  Desibel dinotasikan dengan dB.


2.  Efek Merugikan dari Kebisingan

Berikut ini adalah efek merugikan dari kebisingan:
  1. Intensitas bising yang berkelanjutan sebesar 120 dB sampai 150 dB dapat menyebabkan ketulian permanen.
  2. Kebisingan di atas 60 dB dapat menyebabkan mual, sakit kepala, dll.
  3. Dapat menyebabkan susah tidur.
  4. Dapat meningkatkan tekanan darah.
  5. Dapat menyebabkan gangguan konsentrasi.
  6. Dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
  7. Dapat menimbulkan hipertensi.
  8. Kebisingan yang keras secara tiba-tiba dapat menyebabkan gagal jantung.

3. Sumber-Sumber Kebisingan

Sumber-sumber kebisingan dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok sebagai berikut:
  1. Kebisingan domestik
Hal ini terdiri dari pengoperasian radio, televisi, alat rekam, dll dengan volume tinggi. Hal ini termasuk penggunaan alat penyedot debu untuk jangka waktu yang lama.
  1. Kebisingan umum (publik)
Contohnya adalah penmakaian pengeras suara dengan volume tinggi selama festival, kegiatan sosial, kegiatan agama, dll.
  1. Kebisingan lalu lintas
Terdiri atas pergerakan dan bunyi klakson dari kendaraan seperti bus, truk, mobil, dll dengan kecepatan tinggi sepanjang jalan perkotaan.
  1. Kebisingan konstruksi
Contohnya adalah bunyi yang dihasilkan oleh mesin pengaduk semen, mesin penggosok kepingan batu, vibrator, dll.
  1. Kebisingan industri
Hal ini terdiri dari suara yang dihasilkan oleh pabrik penghancur batu, pabrik kaca, pabrik alumunium, garasi yang digerakkan oleh mesin, dll.

4. Pengurangan Kebisingan

Polusi bising sebagian besar dapat dikendalikan dengan beberapa cara pengukuran sebagai berikut:

  1. Kebisingan domestik dapat dikendalikan dengan cara mengoperasikan radio, televisi, dll pada volume suara rendah (di bawah 60 dB).
  2. Selama festival atau kegiatan lainnya, pengeras suara harus dioperasikan pada batas yang diperbolehkan dan waktu pengoperasian juga harus diperhatikan.
  3. Untuk mengontrol kebisingan yang disebabkan oleh lalu lintas, batas kecepatan harus diatur dengan tegas. Kendaraan yang menghasilkan bunyi keras karena kesalahan pada fungsi mesinnya harus ditolak.
  4. Kebisingan industri dapat dihindari dengan cara menjaga industri-industri agar tetap berada jauh dari area pemukiman.

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Tanggap Darurat Banjir Di Perusahaan Perkantoran

Pengertian Koagulasi Dan Flokulasi

Teori Warna